Apa itu hewan ruminansia?
Hewan ruminansia adalah hewan yang kebiasaannya mengunyah terus menerus, misalnya sapi, kerbau. Secara umum pencernaan antara hewan ruminansia dengan hewan lain itu sama hanya saja ada sedikit perbedaan. Perbedaannya terletak pada susunan gigi dan struktur lambungnya. Alat-alat pencernaan hewan ruminansia meliputi rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Hewan ruminansia adalah hewan yang kebiasaannya mengunyah terus menerus, misalnya sapi, kerbau. Secara umum pencernaan antara hewan ruminansia dengan hewan lain itu sama hanya saja ada sedikit perbedaan. Perbedaannya terletak pada susunan gigi dan struktur lambungnya. Alat-alat pencernaan hewan ruminansia meliputi rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Sebenernya Gimana sih Proses Pencernaan Pada hewan ruminansia itu?
Proses pecernaannya dimulai sejak makanan masuk ke rongga mulut. Di dalam rongga mulut, makanan dikunyah oleh gigi dan dicampur dengan air ludah. Giginya memiliki susunan 16 buah gigi seri yang berfungsi sebagai penjepit makanan; 12 buah gigi geraham depan (premolar) dan 12 buah gigi geraham belakang (molar) yang berfungsi untuk memamah makanan. Sementara gigi taringnya sudah dimodifikasi untuk menggigit dan memotong tumbuhan. Di antara gigi seri dan gigi geraham terdapat celah yang disebut diastema. Fungsinya sebagai tempat menjulurkan lidah saat mengambil tumbuhan atau dedaunan.
Selanjutnya, dari rongga mulut hewan ruminansia makanan masuk melalui kerongkongan (esofagus) menuju lambung. Lambung ruminansia seperti sapi dan kambing berbeda dengan lambung manusia. Lambung hewan ruminansia terbagi menjadi empat bagian, yakni rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.
Saat makanan masuk ke dalam lambung, pertama kali menuju rumen. Rumen berfungsi untuk menampung makanan sementara. Di dalamnya terjadi proses pembusukan dan fermentasi oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan protozoa. Bakteri yang berperan dalam proses fermentasi selulosa menjadi glukosa dan bentuk lainnya ini berasal bakteri genus Cyptophaga dan Bacterium, sementara protozoa nya adalah genus Flagellata, seperti Cypromonas subtitis.
Selanjutnya, makanan yang berasal dari rumen akan menuju retikulum. Pada bagian ini, makanan tersebut dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan kasar yang disebut bolus. Sewaktu beristirahat, hewan ruminansia seringkali mulutnya mengunyah. Ini dilakukan karena bolus dari retikulum dikeluarkan kembali menuju rongga mulut.
Dari rongga mulut, makanan masuk kembali menuju omasum dan diteruskan ke abomasum (perut sebenarnya). Di dalam abomasum, makanan dicerna seperti halnya pada lambung manusia yakni secara kimiawi.
Setelah dicerna dalam abomasum, makanan menuju usus halus. Di dalam usus halus, sari-sari makanan diserap oleh pembuluh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa pencernaan makanannya diteruskan menuju rektum yang selanjutnya dibuang melalui anus.
Proses pencernaan hewan ruminansia berbeda dengan hewan pemamah biak yang lain seperti kuda, kelenci, atau marmut. Perbedaannya terletak pada proses pengunyahan makanan yang tidak dilakukan dua kali. Selain itu, proses fermentasi selulosanya berlangsung di sekum (usus buntu), bukan di rumen. Sementara, beberapa hewan pengerat seperti kelinci memiliki bakteri pengurai selulosa di usus besar, bukan di lambung.