Secara umum, bioteknologi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
Apa itu Bioteknologi Konvensional? Seperti apa produk yang dihasilkannya?
Bioteknologi Konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme (mikrobia) dalam proses biokimiawi dan proses genetik alami (mutasi).
Beberapa ciri atau sifat dari bioteknologi konvensional, antara lain:
- Masih menerapkan teknik-teknik biologi
- Bioteknologi dan rekayasa genetika yang terbatas
- Menggunakan mikroorganisme seadanya, belum mengembangkan teknik sampai tingkatan molekuler yang terarah, belum sepenuhnya steril (bebas dari mikrobia yang tidak diinginkan), jumlah produknya relatif sedikit, serta kualitasnya belum terjamin.
Produk yang dihasilkan dari bioteknologi konvensional salah satunya yaitu fermentasi. Fermentasi merupakan salah satu contoh dari penerapan dan telah digunakan dalam rangka untuk menghasilkan produk, baik dalam skala kecil maupun industri besar (misalnya: tauco, kecap, minuman anggur, dan sake). Kalian tentunya sering menjumpai pula beberapa produk fermentasi yang bersifat khas dalam masyarakat (indegenous fermented food). Contohnya adalah industri tempe dan tape.
Kalo Bioteknologi Modern itu apa? Contoh produknya di zaman sekarang, apa?
Selain mendasarkan pada mikrobiologi dan biokimia, bioteknologi modern mendasarkan pula pada manipulasi atau rekayasa genetika (DNA). Ciri atau sifat bioteknologi modern, antara lain yaitu steril, produksi dalam jumlah lebih banyak, kualitasnya standar, dan terjamin.
Berbeda dengan bioteknologi konvensional, bioteknologi modern sudah memanfaatkan metode-metode mutakhir bioteknologi (currents methods of biotechnology), antara lain seperti kultur jaringan, dan rekayasa genetik.
Kultur jaringan merupakan suatu teknik atau metode untuk mengisolasi bagian-bagian tanaman (sel, jaringan, atau organ seperti akar, batang, daun, dan pucuk) kemudian menumbuhkan bagian tersebut secara aseptis (teknik untuk mendapatkan kondisi suci hama) di dalam atau di atas medium budidaya (in vitro). Dengan demikian, bagian-bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan dapat menjadi tanaman lengkap kembali. Sedangkan rekayasa genetik merupakan suatu kegiatan merekayasa struktur DNA sesuai keinginan dengan metode tertentu seperti DNA Rekombinan, Transplantasi Nukleus, Kloning, Bayi Tabung dan masih banyak lagi.